Suami di Penjara, Ibu 34 Tahun di Pekanbaru Ini Berjuang Nafkahi 7 Anaknya


Sabtu, 06 Februari 2021 - 07:09:37 WIB
Suami di Penjara, Ibu 34 Tahun di Pekanbaru Ini Berjuang Nafkahi 7 Anaknya Ema bersama anak-anaknya.

RIAUIN.COM - Ema Febriani (34), seorang ibu rumah tangga di Kota Pekanbaru tetap tegar menjalani hidup bersama 7 orang anaknya yang masih usia sekolah.

Sejak suaminya di penjara beberapa tahun lalu, Ema harus memenuhi kebutuhan hidup keluarga setiap hari. Apa pun dia kerjakan, demi anak-anaknya bisa makan dan sekolah.

Saat Riauin.com menyambangi rumahnya di Jalan Tuah Karya Ujung, di salah satu perumahan sangat sederhana, Ema bersama 7 anaknya sedang berada di rumah. Alif (14) anak sulungnya sedang membuat adonan kue donat untuk dijual. Sementara, Ilham (13) anak ke-2 sedang tidur karena semalam pulangnya sudah larut malam, usai menjual makanan ringan berkeliling daerah Panam, Kecamatan Tampan.

"Ini yang besar namanya Alif (14 tahun). Sekarang kelas 2 SMP di sekolah Teknologi di daerah Kubang. Adiknya Ilham (13) kelas 1 SMP. Kemudian Zahra (11) kelas 5 SD, Fajriah (10) kelas 4 SD, Raja (8) kelas 2 SD dan Cinta(7) kelas 1 SD. Ini yang bungsu Aisyah, umurnya baru 8 bulan. Sejak suami masuk penjara, saya berjuang sendiri untuk memenuhi kebutuhan mereka," kata Ema kepada Riauin.com, Jumat (5/2/2021).

Saat ditanya bagaimana memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, mata Ema seketika berkaca-kaca. Perempuan berkerudung ini tak sanggup menceritakan lebih jauh bagaimana dia dan ke-7 anaknya menjalani hidup sehari-hari.

"Alhamdullilah, saya terus berusaha mencari uang halal untuk mereka. Apa pun saya lakukan demi anak-anak. Kadang saya mengumpulkan barang rongsokan, atau kerja apa saja untuk beli beras. Kalau tak ada uang, saya dan anak-anak puasa," ceritanya.

Bagi Ema, masalah makan bukanlah persoalan yang dikhawatirkannya. Tapi, dia takut anak-anaknya ini putus sekolah karena tidak ada biaya.

"Semua anak saya belajar di sekolah Teknologi yang ada di Kubang. Pemilik yayasan sejauh ini sangat baik dengan saya. Tapi lebih Rp15 juta uang sekolah mereka yang belum bisa saya bayar. Ini yang saya khawatirkan, saya takut mereka diusir dari sekolah," sebut Ema terbata-bata. Air matanya pun tumpah.

Berkali-kali Ema datang ke Kantor Kelurahan Tampan yang berada di depan Pasar Selasa untuk mengurus Kartu Indonesia Pintar (KIP), agar dapat bantuan dari pemerintah. Namun, setiap dirinya mengurus KIP itu, selalu dipersulit pihak kelurahan.

"Saya hanya ingin anak-anak tak putus sekolah bang, makanya saya berjuang untuk mendapatkan kartu pintar Pak Jokowi itu. Tapi selalu saja dipersulit orang kelurahan," kata Ema, sembari menyeka air matanya.

"Kalau untuk makan, saya masih kuat mencari. Alhamdullilah, Allah masih memberi saya kesehatan untuk mencari nafkah. 2 anak laki-laki saya yang besar juga jualan setiap hari. Kadang sampai jam 12 malam dia baru pulang ke rumah. Uangnya dikasih saya untuk beli beras besok paginya," ujar Ema.

Tak hanya biaya makan, setiap bulannya Ema juga harus mencari uang Rp300 ribu untuk bayar kontrakan. 
Selama ini, Ema dan keluarganya juga mendapat bantuan dari Rumah Zakat. 

Pantauan Riauin.com, kondisi kontrakan Ema jauh dari kata layak. Rumah tipe 36 yang punya 1 kamar itu harus dihuni 8 orang. Di kamar, tumpukan pakaian berserakan. Mereka tidur di ruang tengah dengan alas tidur yang sungguh tak layak pakai.

Di rumah itu tampak televisi 14 inchi dan sepeda motor yang sudah rusak. Lalu, meja makan dan kondisi dapur yang sangat berantakan. Semua ala kadarnya.

"Itu tinggal cabe saja. Barusan tadi kami habis makan, tempenya sudah habis," kata Ema, menunjuk ke arah meja makan.

Sambil memeluk si bungsu Aisyah, Ema mengaku sudah berkali-kali orang tua angkat menawarkan untuk membesarkan anaknya yang baru berusia 8 bulan itu. Namun, selalu ditolak.

"Allah percaya sama saya, makanya dititipkan anak ini semua ke saya. Selagi saya sehat, Insya Allah kalau untuk makan, saya tak akan menyerah mencarinya. Yang saya khawatirkan hanya masa depan anak-anak ini," katanya. Air mata Ema kembali membasahi pipinya.

Ema berharap, ada dermawan yang dapat membantu biaya sekolah anak-anaknya."Setiap hari saya dan anak-anak selalu berdoa agar ada orang kaya yang mau membantu biaya sekolah. Selesai solat, doa itu yang terus saya sampaikan kepada Allah," pungkasnya.

Bagi dermawan yang berniat membantu Ema, silahkan hubungi redaksi Riauin.com di nomor 081364098729.--nal.