Bahas KUA PPAS APBD 2021, Komisi IV DPRD Riau Minta Paparan Dinas ESDM dan Balitbang


Sabtu, 14 November 2020 - 23:42:46 WIB
Bahas KUA PPAS APBD 2021, Komisi IV DPRD Riau Minta Paparan Dinas ESDM dan Balitbang Ketua Komisi IV DPRD Riau, Parisman Ihwan memimpin rapat pembahasan KUA-PPAS RAPBD Tahun 2021 bersama Dinas ESDM dan Bappedalitbang Provinsi Riau

RIAUIN.COM- Komisi IV DPRD Riau minta pemaparan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Bappedalitbang Provinsi Riau, mengenai program kerja terkait alokasi dana sebesar Rp3 miliar dalam RAPBD 2021. Hal itu disampaikan dalam pembahasan rancangan KUA-PPAS tahun Anggaran 2021, Sabtu (14/11/2020). 

Rapat yang digelar maraton ini dipimpin Ketua Komisi IV, H. Parisman Ihwan didampingi Wakil Ketua Komisi IV, Dani M Nursalam diikuti anggota Komisi IV, Almainis, Yuyun Hidayat, Adam Syafaat, dan H. Nurzafri. Hadir dalam rapat tersebut, Kepala Dinas ESDM Indra Agus Lukman beserta jajarannya dan Ketua Bapedalitbang, Ir. Emri Juli Harnis, M.T., Ph.D.

Pada kesempatan itu Parisman menanyakan mengenai kegiatan apa saja yang akan dilakukan Dinas ESDM melihat dana yang cukup besar dalam RKA. 

"Apa saja kegiatan yang menyentuh ke masyarakat dengan dana Rp3 miliar ini," tanya Parisman.

Menjawab pertanyaan itu, Indra Agus Lukman menyampaikan pembangunan terkait akses listrik ke masyarakat. "Yang akan kami lakukan adalah dengan membangun jaringan dan trafo dimasyarakat dan akan melakukan penyaluran listrik bagi dusun atau desa yang minim listrik," ujarnya.

Anggota Komisi IV, Yuyun Hidayat pada kesempatan itu memberi usul mengenai PLTS Rooftop pada gedung guru untuk disalurkan saja ke rumah sakit, seperti rumah sakit umum dan rumah sakit petala bumi. Karena jika dilihat, menurutnya gedung guru tersebut jarang sekali terpakai.

Indra menjelaskan, saat ini gedung guru lebih sering digunakan untuk kegiatan yang sifatnya seremonial. Namun saat ini, kita bantu agar listrik tidak mengganggu teman-teman di PGRI.

Sementara itu, Adam Syafaat mengusulkan perluasan jaringan listrik ke daerah Rokan, karena selama ini listrik di sana sangat minim.

"Listrik di sana hanya melalui PLTA mini dengan biaya 10 ribu/bulan. Jadi tidak ada pemeliharaan dikarenakan biaya yang murah. Sementara uang pemeliharaan itu Rp150 ribu sampai Rp200 ribu. Menurut informasi dari masyarakat di sana, tiang sumber air ke turbin hanya menggunakan terpal dengan tiang penyangga memakai kayu. Sehingga, mereka ingin memiliki tiang permanen," ungkap Adam. -adv