Teroris Manfaatkan Teknologi Digital Sarana Propaganda dan Sebarkan Paham Radikalisme


Kamis, 01 Oktober 2020 - 12:15:01 WIB
Teroris Manfaatkan Teknologi Digital Sarana Propaganda dan Sebarkan Paham Radikalisme Asisten I Setdaprov Riau Jenri Salmon Ginting, Ketua FKPT Riau, Hj.Dinawati S.Ag,M.M, BNPT Andri Taufik foto bersama pada acara Ngopi Coi, pagi ini.

RIAUIN.COM- Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi digital membawa pengaruh besar terhadap dinamika perubahan serangan terorisme. Media digital sekarang ini dimanfaatkan untuk menyebarkan paham radikalisme, seperti propaganda, pendidikan terorisme dan juga dalam hal perekrutan anggota.

Sebagai negara yang sedang berkembang, jumlah pengguna internet di Indonesia ternyata sudah mencapai 132,7 juta pengguna internet. Hal ini tentu memberikan peluang bagi kelompok teroris untuk melakukan propaganda sebagai sarana rekrutmen.

Kasi Materi Pembinaan BMPT, Andri Taufik mengatakan hal tersebut pada kegiatan Ngobrol Pintar Cara Orang Indonesia (Ngopi Coi) yang digelar Forum Koordinasi Pengendalian Terorisme (FKPT) Riau, Kamis (1/10/20).

"Kita sepakat bahwa radikalisme dan terorisme adalah musuh bersama. Untuk itu secara bersama pula kita hadapi," terangnya.

Terorisme dan radikalisme merupakan salah satu ancaman nyata yang terjadi dan sangat menonjol saat ini. Hal ini telah mengoyak keutuhan bangsa dan negara dan merusak nilai-nilai toleransi yang menjadi ciri khas bangsa.

Pembinaan kesadaran bela negara menjadi cara membendung paham-paham radikal, karena yang berbahaya dari terorisme bukan serangan fisik tetapi serangan psikologis berupa pengaruh ideologi.

Diperlukan peran pemerintah dan juga masyarakat dalam upaya menangkah radikalisme tersebut. Media literasi menjadi solusi untuk meningkatkan pertahanan diri masyarakat terhadap terpaan propaganda radikalisme dan terorisme melalui media internet.

Gubernur Riau, Syamsuar diwakili Asisten I Setdaprov Riau, Jenri Salmon Ginting mengatakan pihaknya menyambut baik dengan dilaksanaknanya kegiatan Ngopi Coi yang digelar BNPT.

"Menghadapi tantangan dan persaiangan yang semakin ketat di era globalisasi dan perubahan cepat yang mendasar, bangsa Indonesia masih dihadapkan dengan permasaahan dalam negeri yang mengancam persatuan dan kesatuan. Termasuk kemajuan teknologi digital yang dimanfaatkan secara maksmal dalam program pendidikan terorisme, propaganda dan perekrutan baru," katanya.

Penyebarluasan berita hoax, ujaran kebencian dan penyebaran informasi negatif lainnya yang terus menerus melalui berbagai platfom media sosial. Sangat diharapkan pengguna internet bijak dalam memilih dan memilah informasi yang ada di media sosial.

Hadir dalam kegiatan Ngopi Coi, unsur media massa, unsur pemerintah, aparat desa dan Babinsa.-vie