OPINI MUHAMAD FAUZI

Dilematika Pendidikan di Era New Normal Pandemi Covid-19


Sabtu, 25 Juli 2020 - 18:31:27 WIB
Dilematika Pendidikan di Era New Normal Pandemi Covid-19

Hampir seluruh dunia menghadapai wabah Corona Virus Disease (Covid-19) yang sangat mengancam keberlangsungan hidup manusia saat ini. Kondisi ini membuat semua sektor kehidupan masyarakat menjadi tidak menentu, karena begitu cepatnya penyebaran wabah virus berbahaya ini.

Tak terkecuali sektor pendidikan, mulai dari pendidikan pra sekolah, jenjang SD, SMP, SMA hingga pendidikan tinggi tak bisa menjalankan aktivitas seperti biasanya. 

Kondisi pandemi Covid-19 ini mengakibatkan perubahan yang luar biasa, termasuk bidang pendidikan. Seolah seluruh jenjang pendidikan 'dipaksa' bertransformasi untuk beradaptasi secara tiba-tiba, drastis untuk melakukan pembelajaran dari rumah melalui media daring (online).

Perubahan ini tentu bukanlah hal yang mudah, karena belum sepenuhnya siap. Problematika dunia pendidikan yaitu belum seragamnya proses pembelajaran, baik standar maupun kualitas capaian pembelajaran yang diinginkan. 

Berbagai metode pembelajaran ditawarkan agar proses perkuliahan dan pembelajaran bisa tetap berjalan ditengah wabah yang menjangkit ini, hingga saaat ini belum ada metode yang memadai dalam menjalankan aktifitas pembelajaran yang efektif, efisien untuk keberlangsuangan pendidikan yang berkualitas di tengah wabah Covid-19.

Sudah hampir setengah tahun para siswa belajar dari rumah dengan sistem daring/online. Barangkali untuk para guru dan siswa di perkotaan tidak terlalu banyak mengalami kendala dalam menerapkan proses Kegiatan Belajar Mengajar melalui daring/online, tapi bagi sekolah yang berada di pelososk-pelosok desa tentu KBM secara daring ini banyak kendala terutama akses internet dan fasilitas pembelajaran lainnya. 

Sistem pembelajaran secara online ini menuntut siswa belajar secara mandiri serta membutuhkan fasilitas dan sumberdaya yang memadai. Tak sedikit sekolah yang tidak bisa menjalankan metode pembelajaran jarak jauh tersebut, ada banyak sekolah yang meliburkan proses pembelajaran selama wabah Covid-19 ini.

Orang tua sangat berharap anak-anaknya bisa menjalankan aktivitas belajar seperti sedia kala namun, disisi lain ada kekawatiran mereka terhadap penyebaran virus ini kepada anak-anak mereka. Para orang tua dituntut untuk menjadi mentor di rumah. 

Hal ini mungkin bisa turut membantu suksesnya pembelajaran secara daring. Namun, persolannya tidak semua orang tua punya kapasitas dan waktu untuk membantu anak-anaknya belajar. 

Entah apa yang akan terjadi nanti terhadap pendidikan kita, pemerintah dituntut untuk bisa mencari formula bagaimana dunia pendidikan kita bisa berjalan dengan baik dan berkualitas.

Memang proses pembelajaran PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) bisa menjadi solusi meskipun masih dipandang kurang efektif dan ada konsekuensi bagi orang tua yang berpenghasilan menengah ke bawah, karena harus didukung dengan fasilitas semisal handphon android atau laptop. 

Belum lagi harus mengeluarkan biaya akses internet status kouta internet harus dipertimbangkan, apalagi daerah-daerah yang akses internetnya belum terjangkau tentu nanti ada ketimpangan antara sekolah yang berada di perkotaan dan di daerah pedesaan. 

Ada daerah yang tidak memiliki akses internet sama sekali, ini semua juga harus menjadi pertimbangan yang mesti diperhatikan oleh Pemerintah. Andaipun semua ini nanti diberlakukan semua ini harus dilakukan dengan cermat dan dengan catatan kurikulum yang jelas serta  perlu penyederhanaan kurikulum pendidikannya.

Sebenarnya pola pembelajaran guru lebih cenderung dengan bertatap muka dari pada secara daring, karena kebiasaan selama ini yang mereka lakukan belajar dengan tatap muka, baik di kelas maupun di luar ruang kelas. Sangat tidak mungkin institusi pendidikan bisa menciptakan karakter siswanya jika pembelajaran tidak dengan bertatap muka. 

Sementara konsep pembelajaran secara daring ini masih dipandang baru oleh para guru tentu banyak mengalami kendala terkhususnya bagi sekolah-sekolah yang berada di pelosok, pembelajaran secara daring/online ini sebenarnya sangat tidak efektif. Dibeberapa daerah pembelajaran secara daring ini tidak bisa diterapkan sama sekali, guru menggantikan pembelajaran dengan memberikan tugas kepada siswa perminggunya. 

Sungguh sesuatu yang berat harus dikerjakan guru karena harus mengantarkan lembaran tugas ke rumah siswa untuk dikerjakan di rumah.

Harapan kita semua adalah jangan sampai nasib pendidkan generasi bangsa diabaikan dimasa pandemi Covid 19 ini, karena pendidikan sama pentingnya juga dengan kesehatan dan ekonomi. 

Kesemuanya berdampak pada kesejahteraan masa depan anak. Selanjutnya perlu juga kita fikirkan dampak psikis bagi anak ketika proses belajar dirumah terus menerus, ketika tidak ada kegiatan-kegiatan yang positif dilakukan.

Jika nanti sekolah-sekolah dibuka oleh pemerintah, maka harus ada kematangan kesiapan sekolah melaksanakan new normal dengan protokol kesehatan. 
Karena membuka sekolah di masa pandemi Covid-19 saat ini adalah pertaruhan besar bagi kita semua. 

Jika harus belajar secara daring maka hal-hal seperti fasilitas akses internet, biaya penggunaan data internet harus menjadi pertimbangan bagi pemerintah. Supaya segala sub sektor dapat kembali sediakala.***

 

MUHAMAD FAUZI

Adalah Mahasiswa UIN Suska Riau