Jalan Rusak Ujung Batu-Tandun Ditanami Sawit, DPRD Riau: Tindak Truk Melebihi Tonase!


Sabtu, 20 Juni 2020 - 22:45:28 WIB
Jalan Rusak Ujung Batu-Tandun Ditanami Sawit, DPRD Riau: Tindak Truk Melebihi Tonase! Warga menanam pokok sawit di tengah kubangan jalan sebagai tanda protes kepada pemerintah. | F: MCR

PEKANBARU, RiauIN.com - Beberapa titik di ruas Jalan Lintas Ujung Batu-Tandun, Kabupaten Rokan Hulu dalam keadaan memprihatikan. Warga sekitar menanam bibit sawit atau batang pisang di tengah jalan sebagai tanda protes atas terbiarnya kerusakan jalan tersebut.

Terkait hal ini anggota DPRD Provinsi Riau, Adam Syafaat, meminta kepada instansi terkait baik provinsi mau pun kabupaten untuk memberi perhatian. Tidak hanya memperbaiki badan jalan yang rusak, namun juga menindak kendaraan truk melebihi tonase lewat di jalan tersebut.

“Kalau ada truk berlebih muatan, pemerintah harus berani tindak tegas. Saya melihat lemahnya pengawasan dari aparat terkait,” kata Adam Syafaat, Sabtu (20/6/2020).

Dikatakan politisi PKS ini, dirinya banyak menerima aduan dari masyarakat tempatan yang sering melihat truk melebihi tonase lewat melintas di jalan milik provinsi itu. Inilah penyebab sehingga jalan tersebut menjadi rusak parah.

“Warga banyak mengeluh, karena jalan rusak ini dimulai semenjak adanya pengangkutan sirtu besaran-besaran keluar masuk Rohul melewati Ujung Batu,” ungkap Adam.

Ditambahkan, kerusakan jalan tersebut sudah berjalan 3 tahun, namun yang paling parah di tahun ini.

Pemprov Riau sendiri sudah beberapa kali memperbaki jalan rusak di kawasan itu. Namun karena tidak ada tindakan tegas terhadap truk bertonase melebihi muatan ini, membuat kondisi jalan kembali hancur.

Dari amatan Adam, ruas jalan yang rusak itu terdapat di sepanjang Jalan Ujung Batu-Tandun, termasuk dalam Kota Ujung Batu dan Tandun.

"Masyarakat berharap perhatian penuh dari  Pemprov Riau, karena itu jalan dalam kewenangan provinsi," ujar Adam.

Adam kemudian menceritakan bagaimana kekesalan warga yang menanam pokok sawit dan pisang di tengah jalan lintas tersebut, sebagai simbol kemarahan. Tak hanya itu, warga juga sempat menanam sawit di jalan provinsi itu.

“Gubernur juga harus meminta kerjasama dan partisipasi pengusaha galian C untuk menyumbang sirtu (pasir batu, red). Pemprov yang menyediakan alat, kemudian sirtu dari para pengusaha. Sehingga ketika ada perbaikan dari PUPR Riau jalan ini kuat dan tahan agak lama karena ditimbun dengan sirtu,” tukasnya.(fbh/mcr)