Perkembangan Baru

Waduh, Peneliti China Sebut Virus Covid-19 Bisa Bermutasi Jadi 30 Jenis Baru


Kamis, 23 April 2020 - 07:41:29 WIB
Waduh, Peneliti China Sebut Virus Covid-19 Bisa Bermutasi Jadi 30 Jenis Baru Ilustrasi mutasi virus corona  /cnncom
JAKARTA, RiauIN -- Peneliti asal China, Li Lanjuan bersama rekan peneliti lain dari Universitas Zhejiang menemukan virus corona SARS-Cov-2 penyebab penyakit Covid-19 bisa bermutasi hingga 30 varian.

Sebanyak 19 dari 30 varian mutasi ini adalah jenis baru. Dengan kata lain, 60 persen hasil temuan mutasi adalah hasil mutasi baru. Beberapa perubahan itu sangat jarang ditemukan, sehingga para peneliti tidak mempertimbangkan mutasi tersebut ada.

Berdasarkan bukti laboratorium, penelitian Li juga menemukan kalau mutasi tertentu dari virus SARS-Cov-2 dapat menciptakan jenis virus yang lebih mematikan dibanding jenis lain.

"SARS-Cov-2 telah memperoleh mutasi yang mampu secara substansial mengubah patogenisititasnya (kemampuan organisme untuk menimbulkan penyakit)," kata Li, dikutip dari CNN Indonesia, Kamis (23/4/2020).

Kecepatan mutasi virus corona ini sekitar satu mutasi per bulan. Hingga Senin (20/4) diperkirakan sudah ada 10ribu strain yang disekuensikan oleh para peneliti diseluruh dunia. Sehingga tercatat sudah ada 4.300 mutasi berdasarkan Pusat Bioinformasi Nasional China.

Lebih lanjut, ia menilai strain yang berbeda kemungkinan bisa memberi dampak penyakit Covid-19 yang berbeda di dunia. Menurut Li, saat ini kemampuan mutasi virus ini masih dianggap remeh oleh para peneliti dunia.

Kesimpulan Li dan tim dilakukan setelah melakukan serangkaian studi terkait mutasi virus corona SARS-CoV-2 pada sekelompok kecil pasien yang sebelumnya tidak pernah dilaporkan.

Li menggunakan metode ultra-deep sequencing yang disebut sangat canggih. Tiap genom dibaca lebih dari 100 kali. Sehingga memungkinkan peneliti melihat perubahan yang kemungkinan terlewat dari pendekatan konvensional.

Menurut Professor Zhang Xuegong, kepala divisi bioinformatika dari Universitas Tsinghua, teknik ini bisa sangat efektif untuk melacak mutasi virus. Meski ia menyebut pendekatan tersebut sangat mahal dan makan waktu.

Baca Juga:

Temuan Li dan tim ini dipublikasi medrxiv.org berjudul, "Patient-derived mutations impact pathogenicity of SARS-Cov-2". Kendati demikian, studi ini belum dievaluasi oleh peneliti lain. 

Menurut jurnal ilmiah yang ditulis Li dan peneliti lain, mereka menganalisa strain virus yang diisolasi dari 11 pasien Covid-19 yang dipilih secara acak dari Kota Hangzhou. Kota ini dipilih karena ada 1.264 pasien positif Covid-19.

Sampel yang diambil pada pengujian ini tergolong sedikit. Studi lain terkait mutasi virus biasanya melibatkan ratusan hingga ribuan sampel virus.

Kemudian mereka menguji coba seberapa efisien strain virus tersebut dapat menginfeksi dan membunuh sel. Hasilnya, mutasi yang dianggap mematikan pada pasien itu juga telah ditemukan pada sebagian besar pasien yang tinggal di Benua Eropa.(*/gha)

Baca Juga: