Cegah Covid-19, Suku Talang Mamak Persembahkan Kambing Hitam ke Arwah Leluhur


Kamis, 09 April 2020 - 08:32:19 WIB
Cegah Covid-19, Suku Talang Mamak Persembahkan Kambing Hitam ke Arwah Leluhur Ritual penyerahan seekor kambing oleh masyarakat suku Talang Mamak. (F: Bermadah) 

RENGAT, Riauin.com - Suku Talang Mamak punya ritual sendiri dalam mencegah Covid-19. Sesuai dengan kepercayaannya suku Talang Mamak yang ada di Kabupaten Indragiri Hulu, Provnsi Riau datang ke hutan keramat dengan membacakan mantera dan membawa persembahan kambing untuk meminta agar terhindar dari wabah virus corona Covid-19.

Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Kabupaten Inhu, Gilung mengatakan, bahwa ritual pengobatan kampung itu dilakukan di Desa Talang Perigi, Kecamatan Rakit Kulim, Kabupaten Inhu pada Ahad 5 April 2020 lalu.

Inti penting dari ritual itu, kata Gilung, adalah melepas seekor kambing hitam ke dalam hutan keramat, sebagai persembahan kepada arwah leluhur Suku Talang Mamak.

Gilung menuturkan, sedikitnya 25 orang para tokoh adat Talang Mamak yang berangkat ke dalam hutan keramat. Sesampainya di hutan keramat, Mangku mengatur syarat ritual pengobatan kampung. 

Menurutnya, sebelum prosesi pelepasan kambing, terlebih dahulu digelar sejumlah tahapan ritual. Sejak pagi hari, perempuan-perempuan Talang Mamak menyiapkan sejumlah syarat ritual. Antara lain daun layur, limas asap, pinang, kapur, sirih, gambir, tembakau, beras kunyit, dan kemenyan.

"Di dalam hutan keramat itu, dulu para leluhur Suku Talang Mamak hilang (raip)," jelas Gilung yang dilansir Bermadah.co.id.

Kemudian seluruh syarat itu dibawa oleh Batin, Mangku, Ketua Adat masyarakat Talang Mamak, ke dalam hutan keramat.

Ritual diawali dengan membakar kemenyan. Selanjutnya, Batin memanjatkan doa kepada leluhur mereka dan dilanjutkan dengan melepas kambing hitam. Persembahan kambing hitam kepada leluhur itu dimaksudkan agar leluhur melindungi mereka dari segala wabah penyakit.

"Setelah selesai ritual di hutan keramat, selanjutnya para tokoh adat pulang ke rumah Batin. Saat berasa dirumah Batin, digelar acara penegakan hukum sesuai dengan adat Talang Mamak. Batin juga berdoa secara adat untuk membuang marabahaya yang masuk ke dalam kampung," terang Gilung. 

Gilung menambahkan, bahwa ritual itu tidak pernah dilakukan selama kurun waktu 40 tahun terakhir ini.

"40 tahun lalu ada wabah yang menimpa suku Talang Mamak. Menurut cerita orangtua di Suku Talang Mamak, dalam satu bulan itu sampai 100 orang meninggal dunia akibat wabah. Jadi waktu itu dilakukan pengobatan seperti ini," kata Gilung.

Namun Gilung tidak bisa menjelaskan seperti apa wabah yang dimaksudkan itu. Namun penderitanya mengalami sakit perut. Akibat minimnya pelayanan kesehatan kepada Suku Talang Mamak waktu itu, hingga si penderita hanya mampu bertahan selama 24 jam.

Gilung menyampaikan, wabah Covid-19 hingga kini belum melanda tanah Talang Mamak. Akan tetapi ritual tersebut digelar sebagai bentuk kesiapan masyarakat Suku Talang Mamak.(vie)