Puluhan Developer Lokal Adu Kreasi Bikin Aplikasi


Ahad, 12 Maret 2017 - 08:59:19 WIB
Puluhan Developer Lokal Adu Kreasi Bikin Aplikasi
Malang - Tak cuma jadi pengguna, anak-anak muda kreatif di Indonesia kini telah mahir membuat aplikasi. Seperti salah satunya yang dipamerkan di ajang Hacfest putaran pertama yang digelar di Digital Lounge (DILO) Jalan Basuki Rahmat, Kota Malang, Sabtu (11/3/2017).

Event yang diikuti oleh 95 tim ini merupakan ajang kompetisi dimotori Bank Negara Indonesia (BNI), PT. Telkom Indonesia, Malang Creative Fusion (MCF), serta komunitas Startup Singo Edan Stasion. Tujuannya tak lain untuk menciptakan aplikasi atau program selama 24 jam nonstop.

Wali Kota Malang Moch. Anton saat membuka Hackfest, sangat mengapresiasi gelaran semacam ini. Karena seiring perkembangan waktu, dunia digital sedang tumbuh pesat dan membutuhkan banyak tenaga kreatif di dalamnya.

"Acara semacam ini layak diapresiasi karena kolaborasi antara para pelaku industri kreatif, pemerintah dengan pihak ketiga dalam hal ini Bank BNI menjadi contoh dan dikembangkan," ujar Anton.

Menurut Anton, potensi besar industri kreatif di Kota Malang utamanya dalam bidang digital kreatif perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah. Dalam upaya itu, Pemkot Malang pada tahun lalu telah membentuk MCF sebagai wadah yang memayungi pelaku industri kreatif agar bisa menampilkan karya mereka serta berani bersaing di level internasional.

"Pemerintah harus menjadi fasilitator para anak muda yang kreatif ini sehingga ide dan pikirannya mampu memberikan sumbangsih bagi perkembangan industri kreatif tanah air," tandasnya.

Dikatakan pula, potensi besar para pelaku industri kreatif di Kota Malang ini ditopang dengan adanya 55 Perguruan Tinggi yang tersebar di hampir lima kecamatan yang ada. Modal itu cukup kuat karena kolaborasi antara pelaku industri dan akademisi cukup penting dalam rangka melahirkan inovasi yang berkualitas tinggi.

"Pemerintah berharap industri kreatif Kota Malang khususnya bidang digital ini bisa bersaing di tingkat global," urainya.

BNI Hackfest sendiri merupakan kompetisi membuat aplikasi atau program untuk tiga kategori yakni bidang bisnis, pelayanan publik dan perbankan.

Tiga tema itu dipilih karena menyangkut dengan kebutuhan publik serta dapat mempermudah dan memperlancar pertumbuhan perekonomian.

Kompetisi ini dilakukan di lima kota besar antara lain Malang, Bandung, Makkasar, Yogyakarta dan Jakarta. Khusus di Kota Malang jumlah peserta yang mendaftar sebanyak 95 tim dan setelah dilakukan penyaringan sebanyak 50 tim masuk dalam tahap kompetisi.

"Kompetisi ini diharapkan akan mengembangkan semangat inovasi digital daerah, dan tidak terkonsentrasi pada daerah besar saja seperti Jakarta," kata SEVP Teknologi Informatika BNI Dadang Setiabudi terpisah.

Aplikasi terbaik di setiap daerah nantinya akan dibawa ke sesi inkubasi Bank BNI Inovation di Jakarta untuk mendapatkan pembekalan dan penajaman model operasi dan model bisnis.

Dadang Setiabudi mengungkapkan, BNI Hackfest 2017 merupakan kompetisi membuat aplikasi atau program dalam batas waktu terbatas, yaitu hanya dalam 24 jam dan dilakukan secara nonstop.

Aplikasi yang dibangun harus dapat memberikan solusi bagi permasalahan masyarakat atau pemerintah. Aplikasi juga diharapkan dapat dibangun dengan basis Financial Technology (Fintech) yang dapat mempermudah dan memperlancar pertumbuhan ekonomi nasional, khususnya mendukung operasional BNI dan dunia perbankan pada umumnya.

Untuk itu, terdapat beberapa tema aplikasi yang harus dibuat oleh peserta yaitu Pertama, Bisnis atau e-Commerce, yaitu aplikasi berbasis bisnis atau e-commerce yang dapat meningkatkan nilai perekonomian atau bisnis secara langsung (aplikasi jual beli).

Kedua, Pelayanan Publik, yaitu aplikasi yang dibuat sebagai media pelayanan publik, baik yang memerlukan mekanisme pembayaran atau tidak. Ketiga, Perbankan, yaitu aplikasi yang dapat digunakan untuk mempermudah pelayanan bank dengan tujuan agar dapat meningkatkan kinerja pelayanan perbankan tersebut.

Keempat, Sosial Budaya, yaitu aplikasi yang dibuat dengan menargetkan layanan sosial budaya seperti pendidikan, kemasyarakatan, kesehatan, kebudayaan, yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.

"Kompetisi ini diharapkan akan mengembangkan semangat inovasi digital di daerah, tidak hanya terkonsentrasi di kota-kota besar seperti Jakarta. Kompetisi ini juga kami harap akan Menciptakan solusi inovasi yang bermanfaat untuk masyarakat luas dan juga Menunjukkan kampanye BNI DigiNation yang sedang kami gelorakan saat ini," ujar Dadang.  (dtc)