Pasca Penemuan Alat Berat di Areal Konservasi TNTN

50 Personil Tim Gakkum Turun untuk Olah TKP di Tessonilo


Rabu, 21 Desember 2016 - 21:11:40 WIB
50 Personil Tim Gakkum Turun untuk Olah TKP di Tessonilo
Riauin.com, Pekanbaru - Sebanyak 50 personil tim penegak hukum (gakkum) wilayah II diturunkan hari ini, Rabu (21/12/2016) ke kawasan Taman Nasional Tessonilo (TNTN). 

Kasi Gakum Wilayah II, Eduward Hutapea mengatakan, langkah ini sebagai tindak lanjut akan adanya penangkapan alat berat berupa escavator yang membuka kawasan konservasi di Bangau Limau TNTN. Tim diturunkan untuk melakukan olah TKP, sekaligus akan melakukan pemasangan pancang batas kawasan konservasi. 

"Kita sudah menurunkan tim sebanyak 50 orang untuk memasang pancang batas kawasan konservasi. Sebab, saat penangkapan alat berat pada Rabu (21/12/16) dini hari, tidak satupun orang yang berada di TKP," terangnya.

Masih menurut Eduward, kondisi ini unik karena di TKP pembukaan kawasan sepi tidak ada satu orangpun. Padahal pembukaan lahan biasanya bekerja pada malam hingga dinihari. Bahkan saat tim tiba sekitar pukul 02.00 WIB dinihari, alat berat (escavator) tidak ada di TKP. 

Namun personil gakkum tak patah semangat. Mereka tetap menyisir lokasi dan akhirnya menemukan alat berat itu sudah disembunyikan sejauh 3 KM dari TKP pembukaan lahan.

"Hingga kini, kami masih belum mengetahui siapa yang bertanggung jawab terhadap upaya pembukaan di kawasan konservasi itu. Itu sebabnya, kita turunkan tim untuk melakukan olah TKP dan menggali informasi penanggung jawab upaya pembukaan lahan tersebut," terang Eduward Hutapea.

Sebelumnya, tim gabungan dari Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Polda Riau dan Korem 031 Wirabima, menyita satu unit alat berat dari dalam kawasan hutan di Dusun II Pondok Nogun, Desa Bagan Limau, Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.

Daerah tersebut merupakan kawasan hutan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) yang dilindungi. Kuat dugaan, alat berat ini didatangkan untuk meratakan hutan di sana, dan selanjutnya disulap menjadi kawasan perkebunan sawit oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. (*)