Kanal

Banjir Makin Meluas di Inhu

RENGAT, Riauin.com - Sejak sepekan terakhir, debit air Sungai Indragiri Kabupaten Indragiri Hulu, Riau terus meningkat. Setelah merendam ribuan hektar areal pertanian dan perkebunan serta belasan sekolah, kini giliran ratusan rumah warga yang digenangi banjir tahunan itu.

Berdasarkan informasi yang berhasil dirangkum wartawan, dari 10 kecamatan di Inhu yang terkena dampak banjir, Kecamatan Rakit Kulim merupakan wilayah terparah.

Akibat banjir, aktivitas masyarakat lumpuh total. Banjir juga telah memutus akses jalan Dari dan menuju kecamatan itu. Ketinggian air pada jalan penghubung itu mencapai 1 meter.

Kendati demikian, hingga saat ini Pemkab Inhu tak kunjung menurunkan bantuan terhadap para korban. Baik berupa bantuan sembako, maupun berupa tenda, perahu karet dan dapur umum.

Anggota DPRD Inhu dari Partai Hanura, Nursamsiah SE, membenarkan hal itu. Dirinya mengaku kecewa terhadap kinerja pemerintah daerah yang dinilai lamban dalam melakukan penanganan dan penyaluran bantuan terhadap para korban banjir tersebut.

"Banjir ini bukannya berkah, melainkan bencana. Maka dari itu, kita minta pemerintah daerah melalui instansi terkait cepat tanggap dalam penanganan para korban bencana banjir ini", ketusnya.

Dituturkan putri kelahiran Rakit Kulim itu, sejak tiga hari terakhir masyarakat sudah tidak bisa beraktivitas untuk mencari nafkah. Karena, semua areal pertanian dan perkebunan milik masyarakat terendam oleh banjir.

"Jangankan untuk bekerja mencari nafkah, untuk tinggal saja warga harus mengungsi ke tenda darurat yang mereka bangun sendiri. Bantuan yang paling dinanti-nanti oleh para korban adalah sembako. Begitu juga dengan tenda pengunsi serta perahu karet", tegasnya.

Masih kata Nursamsiah yang juga Ketua DPD Partai Hanura Inhu itu, untuk Kecamatan Rakit Kulim sendiri, sedikitnya ada 7 desa yang terkena dampak banjir akibat luapan air Sungai Indragiri itu.

Ke tujuh desa itu diantaranya, Desa Batu Sawar, Petonggan, Kelayang, Rimba Seminai, Kita Baru, Kuantan Tenang dan Kampung Bungo.

Dan dari semua itu, ada empat desa terparah, yakni Desa Kuantan Tenang, Petonggan, Kampung Bungo dan Batu Sawar.

"Untuk diketahui, akibat banjir tersebut pada beberapa hari lalu warga Desa Kuantan Tenang yang meninggal dunia, harus dibawa dengan menggunakan sampan menuju tempat pemakaman yang jaraknya cukup jauh", pungkas Nursamsiah prihatin.(int/nol)

Ikuti Terus Riauin

Berita Terkait

Berita Terpopuler