Kanal

Alih-alih Untung Malah Buntung, Peternak Ikan di Kuansing Alami Kerugian Puluhan Juta Akibat Banjir

RIAUIN.COM- Sejumlah peternak ikan di Kuansing hanya bisa terpaku merenungi nasib. Banjir yang terjadi sejak sebulan terakhir ini telah mengubur mimpi mereka untuk mendapatkan keuntungan dari hasil panen ikan. Alih-alih untung, bencana banjir malah membuat mereka buntung.

Kelompok peternak ikan "Muara Harapan" di Desa Geringging Baru misalnya, mereka harus rela kehilangan 40 petak kolam ikan yang selama ini menjadi tumpuan hidup. Kolam tersebut roboh diterjang banjir.

Berdasarkan data sementara yang dikeluarkan oleh Dinas Peternakan Kabupaten Kuansing menyebutkan, kerugian yang dialami oleh kelompok peternak maupun milik perseorangan ditaksir puluhan juta rupiah. Banjir tidak hanya merobohkan kolam ikan, namun pakan ternak dan benih ikan milik peternak ikut ludes.

Di Kecamatan Sentajo Raya misalnya, seorang petani Yasmi kehilangan satu petak kolam beserta ikannya yang telah berumur 3 bulan. Tidak hanya ikan, tapi pakan ternaknya sebanyak 3 ton juga ikut lenyap. Yasmi bukanlah satu satunya petani yang mengalami kerugian, namun tiga teman lainnya yang tergabung dalam kelompok "Sungai Akar" pun mengalami kerugian yang serupa diantaranya, Efen Nadi mengalami kerugian 2 petak kolam beserta isinya yang sudah berumur 2 bulan beserta 2 ton pakan ternak.

Selanjutnya, Delfabio mengalami kerugian 2 petak kolam beserta isi dan 4 ton pakan serta Nopri kehilangan 5 petak kolam beserta isi serta 4 ton pakan ikan.

Sementara di Kecamatan Benai, peternak juga mengalami kerugian yang tidak sedikit. Banjir telah meluluhlantakan kolam ikan milik, Nopris, Herdius, Dodi, Purnomo, Barlianson, Bagus dan Mawar.

Sedangkan di Kecamatan Pangean, kolam ikan milik Ruspandi seluas 600 M2 beserta isinya sebanyak 6000 ekor benih ikan yang sudah berumur 1,5 bulan ludes. Di Kecamatan ini, kerugian juga dialami Riski Supandi, ia kehilangan  6000 bibit ikan nila yang sudah berumur 1,5 bulan karena kolamnya seluas 670 M2 terendam banjir.

Namun kerugian yang paling parah dialami sejumlah kelompok tani di Kecamatan Gunung Toar. Samsul Hadi misalnya, ia harus kehilangan 14500 ekor ikan yang sudah berumur 1,5 bulan. Kerugian lainya juga dialami oleh Hermanto sebanyak 35000 ekor ikan, Santoso 5200 ekor ikan, Jupri 500 ekor ikan, Juma Heri 16000 ekor ikan, Samardi 2500 ekor ikan, Asri Aswanto 2500 ekor ikan.

PLT Kadis Perikanan Kabupaten Kuantan Singingi H. Yulizar,S.Sos.M.Si melalui Sekretaris Dinas Perikanan
Dody Fitrawan,S.A.P. M.M kepada riauin.com, Ahad (7/1/2023) mengatakan saat ini pihaknya tengah melakukan pendataan secara menyeluruh terhadap peternak yang gagal panen akibat banjir.

Langkah selanjutnya, kata Dodi, setelah data terkumpul pihaknya akan mengajukan proposal bantuan kepada BPBD agar para peternak mendapatkan bantuan. "Sesuai arahan pak kadis, mereka kami data dulu," kata Dodi.

Sekedar diketahui, banjir yang terjadi sebulan terakhir telah mengubur mimpi peternak ikan yang berada di Kuansing. Selama ini, Kuansing merupakan daerah penghasil Ikan nila terbesar di Riau.

Ikan nila dari Kuansing selama ini telah memenuhi kebutuhan pasar di sejumlah Kabupaten di Riau, bahkan telah merambah hingga ke Provinsi tetangga Sumbar dan Jambi.

Bencana banjir yang mereka alami selama tiga gelombang terakhir, peternak ikan di Kuansing diyakini sulit untuk bangkit kembali karena kehabisan modal. Uluran bantuan dari pemerintah maupun dari sejumlah perusahaan BUMN sangat mereka butuhkan, agar perekonomian mereka bisa berjalan kembali.- hen
 

Ikuti Terus Riauin

Berita Terkait

Berita Terpopuler