Kanal

Alfedri-Husni Merza Setahun Pimpin Siak, Pelayanan Publik dan UMKM Meningkat

RIAUIN.COM - Bupati Siak Alfedri dan Wakil Bupati Siak Husni Merza  memasuki setahun pertama kepemimpinannya. Pasangan ini dilantik pada 21 Juni 2021 untuk periode kemimpinan Kabupaten Siak 2021-2026. Selama setahun kepemimpinan pasangan Alfedri-Husni, sejumlah capaian cukup memuaskan masyarakat.

Diantaranya adalah pembenahan pelayanan publik di semua sektor dan mendorong UMKM bertumbuh. Demi terwujudnya pelayanan publik yang mumpuni, Alfedri-Husni mendekatkan pelayanan ke masyarakat. Hal tersebut diimplementasikan ke dalam program Bujang Kampung, Bupati Bekerja dan Berkantor di Kampung.

Program ini dilaksanakan setiap hari Jumat di kampung-kampung yang berbeda setiap pekannya. Hingga akhir bulan kemarin, Bupati -Wakil Bupati sudah melaksanakan program tersebut sebanyak 19 kali.

Kampung Muara Kelantan, Kecamatan Sungai Mandau adalah Bujang Kampung Seri ke -19, yang dihadiri duo pemimpin Siak tersebut.

“Bujang Kampung ini adalah program inovatif kita tahun 2021, untuk percepatan pencapaian kinerja pemerintah terhadap semua aspek, terutama pelayanan publik, kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan,” kata Bupati Siak Alfedri.

Program Bujang Kampung itu adalah memindahkan fungsi kantor bupati - wakil bupati dan OPD terkait ke kampung yang dituju, dalam waktu sehari penuh. Pelayanan dibuka di kantor kampung tersebut, mulai dari perekaman dan cetak KTP, KK, pindah datang dan pindah pergi, Kartu Identitas Anak (KIA), akte kelahiran dan kematian.

“Layanan ini merupakan layanan Disdukcapil, yang biasanya terpusat di kantor Disdukcapil di Siak. Jadi selama ini warga datang ke sana," ucap Alfedri.

"Saat ini warga cukup ke kantor penghulu kampungnya untuk membuat KTP dan lain sebagainya, gratis, cepat, tepat dan bermanfaat,” imbuhnya.

Ia menceritakan, program Bujang Kampung ini digagas bukan untuk program popular, namun benar-benar upaya pemberian pelayanan prima langsung ke masyarakat. Dari 19 kali dilaksanakan ternyata dampaknya sangat besar bagi masyarakat.

“Bayangkan dalam waktu satu jam keperluan administrasi penduduk selesai di kantor desa. Ini baru dari segi Disdukcapil, belum lagi kesehatan, di mana kita turunkan dokter spesialis setiap Jumat untuk memeriksa kesehatan masyarakat di kantor desa,” kata Alfedri.

Dokter spesialis yang diturunkan saat program Bujang Kampung adalah dokter spesialis kandungan dan anak. Di Muara Kelantan misalnya, dokter itu memeriksa kesehatan ibu-ibu hamil dan keluhan terhadap anak.

“Ini upaya bagaimana masyarakat mengerti terkait kesehatannya, yang biasanya harus ke rumah sakit. Pekerjaan di kantor desa ini kami lakukan secara serius,” kata dia.

Di bidang Dinas Sosial, setiap kampung yang didatangi direkap dan didata masyarakat di kampung itu. Bagi warga yang terdaftat di PKH didatangi langsung untuk mendapatkan informasi ril terkait keadaan keluarga itu.

“Ada anak dari PKH ini yang tamat SMA kami tawarkan kuliah dengan beasiswa full Pemkab Siak,” kata dia.

Alfedri dan Husni datang ke pelosok-pelosok kampung mendeteksi warganya juga untuk mendorong peningkatan pendidikan. Sebab Alfedri-Husni menjanjikan satu keluarga miskin minimal satu sarjana.

“Caranya bagaimana, ya kita suruh anak-anak saudara kita yang kurang mampu itu memilih perguruan tinggi dengan beasiswa full pemerintah. Itulah gunanya kita membangun MoU dengan sejumlah kampus, baik di Riau maupun di Pulau Jawa sana,” kata dia.

Menurut Alfedri, pendidikan adalah salah satu solusi untuk mengangkat derajat warga miskin. Setiap warga miskin rata-rata mempunyai generasi emas, yang harus dimotivasi dan diberikan peluang agar sukses di masa depan.

“Program ini ternyata juga disukai dan dibutuhkan warga kabupaten Siak, saat ini kami sudah mengirim ratusan anak ke perguruan tinggi, baik di Riau maupun di pulau Jawa,” kata dia.

Pelayanan yang diberikan pada program ini juga menyasar kepada pelestarian lingkungan. Saat masing-masing OPD memberikan layanan ke masyarakat, Alfedri-Husni mengajak perangkat desa, tokoh masyarakat dan stakeholder lainya di desa itu untuk rapat koordinasi.

Pembahasan beragam, mulai dari deteksi permasalahan di desa itu hingga persamaan perspektif tentang pelestarian alam, antisipasi Karhutla dan program Siak Hijau.

“Untuk pelestarian alam kita harus melibatkan masyarakat dan upaya pencegahan Karhutla kita libatkan juga sampai ke tingkat tapak,” kata dia.

Salah satu program Bupati-wakil Bupati Siak, Alfedri - Husni yang tampak bertumbuh selama setahun kemepimpinannya adalah UMKM. Data yang diambil dari Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Diskop UKM) Siak, terdata 25 ribu UMKM pada 2022.

“Pada 2021, data UMKM hanya 16 ribu lebih. Karena Bapak Bupati konsen untuk pertumbuhan ini maka kita berhasil mendorong pertumbuhannya mencapai 25 ribu. Dalam waktu setahun setidaknya ada 9 ribu lebih,” kata Kepala Bidang UMKM Diskop UMKM Siak, Adi Zulyanto.

Ia menguraikan, dua tahun sebelumnya UMKM lesu di kabupaten Siak akibat pandemi Covid-19. Mau tidak mau, demi keselamatan dari pandemi Covid-19, pemerintah memberlakukan batasan ruang gerak bagi pelaku UMKM sehingga berdampak pada penurunan aktifitas dan omset.

"Saat objek wisata kembali dibuka, pertumbuhan UMKM kembali meningkat dan itu juga atas intervensi pemerintah. UMKM di Siak masih didominasi dari sektor kuliner, disusul dengan sektor lainnya seperti kedai kelontong," kata dia.

Pemkab Siak saat ini terus mendorong UMKM yang ada dengan berbagai program yang telah dicanangkan. Seperti digitalisasi UMKM dan membantu permodalan.

Selain itu, Bupati Siak Alfedri juga mempunyai rencana untuk mengadakan e-katalog produk UMKM untuk kebutuhan pemerintah.

Pemkab Siak juga terus mengup date pendataan dan memantau pertumbuhan UMKM. Untuk tahun depan akan dilaksanakan berbagai program seperti subsidi Kredit Usaha Rakyat (KUR) , bantuan modal dan bimbingan terhadap UMKM dengan melibatkan OPD terkait.

"Tahun ini masih tahap rancangan, bagaimana petunjuk teknisnya, tapi Insya Allah tahun depan sudah jalan,” kata dia.

Adi mengatakan, Pemkab akan memberlakukan subsidi bunga KUR yang bunga pinjamannya dibantu dibayar pemda. Kemudian bantuan sapi bagi kelompok ternak bersinergi dengan Dinas Peternakan.

Dijelaskan Adi, saat ini pelaku UMKM terbantu dengan program Mata UMKM dari Provinsi Riau. Pelaku UMKM yang telah terdaftar pada aplikasi Mata UMKM mendapat bantuan modal usaha sebesar Rp1,2 juta.  - inf

Ikuti Terus Riauin

Berita Terkait

Berita Terpopuler