Kanal

Rusak Belasan Pondok Warga, BKSDA Riau Lakukan Penggiringan 11 Gajah Liar

RIAUIN.COM - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau menurunkan tim dari Pusat Latihan Gajah (PLG) Minas untuk menggiring 11 ekor kawanan gajah liar dan mengurangi dampak kerusakan yang semakin parah akibat amukan hewan bertubuh besar itu.

Tim yang beranggotakan 9 orang itu turun ke lokasi konflik pada Rabu hingga Kamis, 9-10 Februari 2022 dengan membawa 3 ekor gajah jinak bernama Bankin, Jopi dan Indah.

Kepala Bidang Teknis BBKSDA Riau, M Mahfud S Hut mengatakan, pihaknya saat ini tengah berupaya sekuat tenaga untuk menanggulangi konflik antara gajah dengan warga yang bermukim di Petapahan Kelurahan Rantau Panjang, Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru.

"Teman-teman dilapangan sudah mulai bekerja sejak kemarin (Kamis, red) dengan membawa 3 ekor gajah jinak. Sesuai dengan SOP, apabila penggiringan secara manual tidak dapa dilakukan, maka dilakukan bersama dengan menggunakan gajah jinak," kata Mahfud saat ditemui di Kantor Balai Besar KSDA Riau Jalan HR Soebrantas, Jum'at, (11/2/2022) sore.

Dikatakan Mahfud, tujuan tim membawa gajah jinak tersebut supaya gajah-gajah liar tersebut mau masuk ke wilayah Tahura. Menurutnya, 11 ekor gajah liar yang terdiri dari 1 ekor gajah jantan dan 10 ekor gajah betina tersebut saat ini masih berada di sekitar Desa Rantau Panjang.

"Tentu yang menjadi penyebab adalah menurunnya kualitas habitat dari gajah itu sehingga ketersediaan pakan tidak mencukupi. Karena sifatnya gajah liar itu selalu mengelilingi koridor atau homprengnya, sehingga pada kondisi tertentu mereka akan kembali lagi," ujarnya.

Terkait pengrusakan yang dilakukan 11 gajah liar di pondok di tengah lahat sawit milik warga yang terjadi beberapa hari lalu, Mahfud mengatakan, gajah-gajah tersebut diduga hendak mencari garam mineral.

"Karena gajah ini membutuhkan garam mineral yang biasanya mereka dapatkan secara alami, yang biasanya mereka (gajah, red) dapatkan di pinggir-pinggir sungai atau  arang-arang bekas terbakar, untuk kebutuhan nutrisinya," kata Mahfud.

Menurutnya, hingga saat ini tim masih berada di lokasi yang dikoordinir oleh Ketua Mahout, Widodo.

Informasi terakhir yang diterima Riauin.com, pada Jum'at (11/2/2022) pagi, rombongan gajah liar tersebut kembali lagi ke Desa Rantau Panjang. Untuk itu, tim kembali melakukan penggiringan agar gajah-gajah liar tersebut kembali ke habitatnya.

Dikabarkan sebelumnya, sebanyak 11 ekor gajah liar masuk ke kebun sawit warga di Pekanbaru. Akibatnya, 15 pondok milik warga yang berada di lokasi tersebut porak poranda.

Plh Kepala Balai BKSDA Riau, Hartono mengatakan, pondok-pondok milik warga dirusak karena kawanan gajah liar yang mencari makan. Mengingat di daerah yang jadi habitatnya itu  minim makanan dan beralih fungsi menjadi kebun sawit.

"Kami imbau masyarakat tidak melakukan tindakan-tindakan anarkis terhadap satwa dilindungi ini. Saat ini gajah mencari sumber pakan yang lain terutama kondisi habitat gajah sekitar Tahura perlu penanganan serius karena berubah fungsi kebun sawit," kata Hartono, Kamis (10/2/2022).-dnr

Ikuti Terus Riauin

Berita Terkait

Berita Terpopuler