Kanal

Ketua P2TP2A Inhil: OPD Terkait Juga Membuat Program Pembinaan ini, Agar Lebih Maksimal

TEMBILAHAN, Riauin.com - Upaya memberantas kebiasaan ngelem dan komix di kalangan remaja dan anak-anak di wilayah Indragiri hilir (Inhil) terus dilakukan Pemerintah dalam hal ini Satuan Polisi Pamung Praja (Satpol PP) Inhil beserta aparatur lainnya seperti TNI dan Polri. 

Setelah melakukan razia gabungan (Satpol PP, TNI,  Polri) guna memberantas anak-anak ngelem dan komik pada tanggal 16 dan 17 Mei 2017 yang lalu berhasil mengamankan sebanyak 16 orang remaja dan 4 orang diantaranya wanita yang sedang ngelem.

"Usai kita tangkap mereka saat operasi barulah kita dipanggil orang tuan mereka untuk membuat pernyataan bahwa bersedia ana anaknya diserahkan ataupun di arahkan ke Barak Kodim 0314/Inhil Bela Negara untuk di bina oleh," ungkap Personil TNI Syaiful Rodi yang saat itu piket di Barak, Jumat (19/5/2017) di lokasi.

Dikatakannya lagi,  di sini (Barak Bela Negara, red)  anak-anak ini kami atur mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi, "Tentunya kami secara bergantian piket ada dari TNI dari Polri dan Satpol PP, dan disini juga kita mengatur  kedisiplinan mereka guna untuk melatih mereka agar lupa dengan kebiasaan buruk mereka tersebut," katanya.

Senada dengan personil TNI, Adha Linda sebagai Propos Satpol PP Inhil serta panitia Kegiatan pembinaan Anak dan Remaja penhalah guna lem dan Obat obat oplosan di Kabupaten inhil mengatakan binaan di lakukan selama 10 hari.

"Binaan ini semacam siraman rohani, kedisplinan, belajar mengaji, kesehatan dan lain lain, "jelasnya Linda.


SR (15) salah seorang korban pengonsumsi obat Distro dan Komix mengaku belum saru bulan melakukan kebiasaan buruk tersebut. "Pengaruh kawan bang, saya menyesal telah melakukan nya, dulu saya pernah sekolah SD, Tapi tisak sampai karna tidak ada biaya, jadi sampai Kelas 4 SD aja," ungkapnya.

Sama seperti Sari, HN (14) korban pergaualan merasa menyesal saat di minta keterangan. "Ani baru cuman bang, hisap lem di bawa kawan," katanya.

Berbeda dengan Rika (24), wanita berwajah polos ini mengatakan lebih kurang 2 tahun telah melakukan rutinitas kebiasaan hisap lem cap kambing ini. "Saya sudah lama terjerumus ke jalan yang salah, saya inggin berubah ke jalan yang benar, mau melamar pekerjaan tapi saya putus sekolah, "tuturnya.

Petugas piket, Linda mengatakan setelah usai 10 hari binaan ini, mereka akan dipulangkan ke orang tua masing masing, bagi yang lanjut usia, nantinya akan kami membantu mencarikan pekerjaan, dan yang masih di bawah umur ini nanti akan diajukan sekolah lagi. "Ya, kita berharaplah mereka mau berubah," tutupnya.

"Bagus sekali, salah satu program yang tepat dalam rangka membantu anak-anak pecandu lem untk bisa kembali menjadi anak yang normal tidak tergantung kepada lem yang bisa merusak otak mereka dan bisa menjadi gila yang akhirnya ajan rusak masa depan nya" kata Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Inhil Zulaikha Wardan.

Dengan kegiatan pembinaan yang diisi berbagai aktifitas olah raga, penyuluhan tentang bahaya ngelem, ceramah agama dan keterampilan lainya.

Diharapkan bisa menjadikan anak-anak tersebut dapat meninggalkan kebiasaan yang tidak baik dan dapat menjadi anak yang mempunyai keterampilan untuk meraih masa depan yang lebih baik dan setelah selesai pembinaan harus tetap di pantau dan jika perlu di berikan bantuan peralatan ketrampilan sesuai dengan bidangnya, sehingga mereka dapat mandiri dan tidak kembali lagi pada kebiasaan nge lem nya,

Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait harus membuat program pembinaan ini, agar bisa lebih maksimal

"Harapan kepada Keluarga dan orangtua juga harus ikut menjaga dan mengawasi anaknya jangan sampai kembali lagi pada kebiasaanya yang tidak baik, lingkungan masyarakat juga harus berperan dengan cara membawa mereka ikut serta dalam kegiatan dilingkungannya, gotong royong, kegiatan sosial lainnya sehingga mereka merasa dihargai dan tidak di kucilkan." Ujar Wanita yang mendapat gelar Bunda PAUD itu.


Ikuti Terus Riauin

Berita Terkait

Berita Terpopuler