Kanal

Berhentilah Merokok, Peluang Terkena Corona 14 Kali Lipat


JAKARTA, Riauin.com  - Bagi anda yang seorang perokok, inilah saatnya untuk berhenti merokok. Sebab di tengah wabah pandemi Corona atau Covid-19 peluang para perokok terkena virus tersebut 14 kali lebih mungkin.

Demikian diungkapkan para ahli demi menjaga kesehatan masyarakat dunia. Tidak hanya si perokok, anggota keluarganya juga dalam risiko yang sama.

"Tidak ada yang lebih penting dari berhenti merokok, tidak hanya untuk kesehatan Anda sendiri tetapi untuk melindungi orang-orang di sekitar Anda," ujar Direktur Kesehatan Masyarakat Inggris, Profesor John Newton, menurut laporan The Sun, dilansir laman Daily Star.

Covid-19 dapat memengaruhi paru-paru dan sistem pernapasan. Merokok juga dapat menyebabkan kerusakan pada paru-paru yang membuat organ tubuh melemah bahkan lebih berisiko mengalami kerusakan lebih lanjut.

Sebuah survei yang dilakukan di Tiongkok menemukan bahwa perokok 14 kali lebih mungkin terserang penyakit parah. Laporan tersebut menambahkan, studi ini juga telah melihat faktor-faktor yang menyebabkan virus corona.

Tidak jauh berbeda, seorang dokter dari Inggris, Dr Babak Ashrafi, mengungkapkan bahwa merokok dapat menurunkan kekebalan tubuh.

"Sudah diketahui secara luas bahwa merokok dapat menurunkan kekebalan hingga tingkat yang kecil, dan karena efeknya terhadap paru-paru, itu dapat membuat Anda lebih rentan terhadap virus yang menular," kata dia.

Para ahli kesehatan bahkan telah memperingatkan bahwa merokok bisa membuat gejala Covid-19 terasa lebih buruk dan memperpanjang rasa sakit.

"Jika Anda merokok, infeksi Anda mungkin bertahan lebih lama dari yang seharusnya dan lebih parah. Sekretaris Kesehatan juga menyarankan untuk berhenti merokok untuk melindungi diri Anda dari virus corona. Jadi sekarang mungkin saat yang tepat bagi Anda untuk berhenti," kata Dr Ashrafi menambahkan.
faktor dalam tingkat kelangsungan hidup.

Dr Diana Gall di Doctor4U mengatakan, Covid-19 merupakan virus yang memengaruhi sistem pernapasan dan menyebabkan batuk kering serta kesulitan bernapas.

"Karena sifat virusnya, orang dengan kesulitan bernapas yang sudah ada sebelumnya diketahui menderita komplikasi yang lebih serius daripada orang sehat. Meskipun virus itu sendiri seharusnya bukan satu-satunya motivasi Anda untuk berhenti," tuturnya.

Sementara itu, Ketua Pokja Masalah Rokok Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Feni Fitriani mengatakan, hal ini berlaku bagi perokok konvensional maupun rokok elektrik.

“Bahwa pada orang yang merokok itu memang meningkatkan reseptor ACE2 itu kan tempat yang juga diduduki oleh si virus, sehingga kalau orang merokok reseptor atau tempat duduknya lebih banyak. Jadi virusnya rame-rame bisa datang,” ujarnya di Jakarta, Jumat 13 Maret 2020.

Ia pun berharap dengan adanya fakta ini, para perokok harus bisa lebih waspada.

“Akan lebih punya motivasi dari sisi takut kena covid-19, lalu berhenti merokok,” katanya.

Feni juga membantah anggapan merokok akan membuat Covid-19 mati karena dihangatkan. Malah sebaliknya makin meningkatkan resiko terkena Covid-19.

“Tanpa Covid saja orang yang merokok itu sudah mengalami kerentanan di saluran nafas,” ujarnya.(minewsid/vie)

Ikuti Terus Riauin

Berita Terkait

Berita Terpopuler